for #10daysKF
Saudaraku, sebangsa dan setanah air, apa kabar kau disana?
Aku di Jakarta, disini aku baik-baik saja, Alhamdulillah. Ku harap kau pun demikian. Apakah mentari pagi disana masih hangat? Apakah pakaianmu sudah lebih tertutup? hehe aku takut kau masuk angin. Karna pasti malam hari disana terasa dingin.
Disini pagi tak lagi hangat. Namun terasa panas. Keadaan sedang dilanda hiruk pikuk yang tak bisa ku jelaskan pada mu. Aku berkhayal kau yang masih menggunakan sehelai kain untuk menutupi tubuhmu, mengenal internet dan kau tahu perdebatan apa yang sedang terjadi di sini. Namun aku tak ingin memaksamu untuk tahu hal itu. Aku ingin kau tahu yang jauh lebih indah dari tempat tinggalmu.
Di kota ku ini, sejak dulu sudah ada kereta, jalan tol, angkutan umum banyak sekali. Bahkan kini ada Busway yang bisa mengantar kita keliling Ibu Kota. Semacam bus seperti di luar negeri... bersih. Tapi banyak sekali penumpangnya. Kadang aku merasa risih, tapi semoga kedepannya jauh lebih baik. Oh iya, kerbau yang sering kau tumpangi untuk berburu apakah dia masih hidup?? dan gajah yang kemarin kau ajak bermain di danau apakah dia sehat?? aku sangat rindu ingin kembali melihatnya, meskipun hanya lewat layar kaca.
Setiap pagi, selain mentari, aku masih sering berjumpa dengan banyaaaak sekali adik-adik yang berangkat sekolah. Mereka lucu dan menggemaskan. Dan sebagian dari mereka sudah terlihat dewasa. Kau tahu? disini wajib belajar di sekolah selama 12 tahun. Ku rasa kau pasti akan senang bila merasakan itu. Jadi kau tak hanya bisa berburu, namun kau juga mampu membuat hewan disana lebih terlindungi. Dan bahkan kau mampu membuat tumbuhan disana menjadi agen pertanian yang dapat berkembang. Keren bukan?
Saudaraku, aku masih sangat sedih ketika mengingat kau tak bisa mengeja nama temanku. Aku masih merasa sedih ketika melihat kau tak dapat membaca kartu nama nya. Tak mengerti huruf, angka, simbol, apalagi tentang kebijakan pemerintah. Aku sangat sedih mengapa perbedaan kita begitu jauh terasa. Padahal kita hidup di tanah yang sama. Namun aku sangat senang melihatmu begitu semangat untuk berjuang hidup. Apapun kondisi yang kau hadapi, bahkan kau selalu tersenyum bersama teman-teman mu dan terlihat begitu bahagia. Berburu di hutan bersama, mencari air yang amat jauh, memetik buah langsung di pohon yang tinggi. Kau melakukan segalanya dengan senang hati. Tak peduli sebanyak apa aksara yang tak kau mengerti. Yang kau tahu, bahwa itulah hidup yang harus kau jalani. Apakah itu arti bahagia?
Meski perbedaan kita jauh, namun percayalah, kita hadir bersama untuk saling berjabat erat. Aku yakin, banyak di antaramu yang punya mimpi setinggi bintang. Menjadi orang yang tak sekedar berburu di hutan, namun maju menatap indahnya dunia masa depan. Kita bisa bersama-sama membangun mimpi itu. Aku dapat meracunimu dengan cita-cita dan kau dapat meracuniku dengan semangat berjuang. Kita saling berinteraksi meski dalam lain suasana. Karena kita satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.
Semoga ada jalan kau dapat mencicipi keindahan dan kemudahan seperti disini. Semoga jalan menuju rumah mu dapat di lalui roda-roda dengan kecepatan super canggih. Agar kau dapat menyaksikan dengan nyata bahwa hidup tidak berhenti disini. Masih akan terus berlanjut hingga raga terus berdiri..
Husna Ayu Efrita,
Bekasi, 26 Januari 2017.
Partisipasiku, di hari ke 9
#10days Writing Challange.
0 komentar:
Posting Komentar