Jumat, 23 Januari 2015


Bila ini adalah salah,
Petunjuk itu mendekatlah..
Hadapi keangkuhan hati
dan labuhkan penawar curiga ini




Untuk sebagian
Yang ingin mencerdaskan anak-anak adam
Lalu mereka menyebutnya siswa,
Yang siswanya berjalan kaki,
Menaiki kendaraan bermotor,
Ataupun diantar-jemput berkendara mobil,
Yang tujuannya hanya sederhana.

Yaitu....
"Kepandaian".....


Untuk sebagian
Yang ingin mencerdaskan anak-anak adam,
Yang mencari-cari guru,
Yang mengenalkan seperti apa figur seorang guru
Pada siapa saja yang mereka sebut siswa

Dan
Seperti inilah 'gurumu'
Seperti inilah 'muridmu'

Lalu apa yang kau harapkan?

Sebagian dari yang ingin mencerdaskan anak-anak adam,
Mereka banyak meluangkan waktu,
Pikiran,
Tenaga,
Fasilitas,
Mereka butuh banyak 'sandaran'
Untuk mencerdaskan anak-anak adam.

Mereka butuh Rupiah...

Tak bisa dibantah
bahwa

gurupun butuh rupiah....

Seberapa besar?

Tak perlu di dikte,
Dirinci,
Karena siswa tak pernah keberatan demi ilmu
Yang ingin dan akan mereka terima


Untuk sebagian
Yang ingin mencerdaskan anak-anak adam,
Yang punya banyak fasilitas,
Yang punya visi menjulang,
Yang tak pernah keberatan menentukan biaya besar
Bagi siapa saja anak-anak adam
Yang ingin pandai,
Yang ingin tahu seperti apa yang benar,
Yang ingin tahu seperti apa yang mudah,
Yang ingin tahu sejauh mana yang salah,
dan...
Yang ingin meraih kata "LULUS"
demi 'masa depan'.....
demi sebuah kata yang dirangkai sejak kecil,
Sampai dewasa,
Meskipun sebagian orang dewasa belum tahu seperti apa arti masa depan..

Lalu,
Sebagian dari yang ingin mencerdaskan anak-anak adam,
Mereka merayu yang disebut siswa.
"Ayo kesini, jangan berlama-lama tidur dalam kebodohan"

Dan sebagian yang dirayu
mencoba mengikuti alurnya,
Menikmati perkenalan
Dengan seseorang yang ingin berbagi ilmu,
Yang ingin menyampaikan amanah pada tempatnya,
Yang mengajarkan seperti apa yang benar
Yang mengajarkan seperti apa yang mudah
Yang mengajarkan sejauh mana yang salah.

Dialah "guru"....

Untuk sebagian yang ingin mengajarkan,
Tak bisa dibantah bahwa tenaga juga butuh Rupiah,
Tak bisa dibantah bahwa
Mulut yang haus selepas bicara panjang lebar di kelas,
Butuh minum, butuh makan, butuh Rupiah...

Tapi dibalik semua,
Sebagian dari yang ingin mengajarkan,
Ingin menyampaikan amanah,
Ingin ilmu itu tersampaikan,
Ingin pemahaman itu di tanamkan,
Tepat dalam hati siswa.
Sekalipun ia butuh Rupiah...
Ia pun butuh bekal di akhirat nanti
Dari Ilmu yang bermanfaat
Yang lebih mulia dari Rupiah

Lalu,
Sebagian dari guru, dari yang ingin mengajarkan,
Mereka mulai mengerti
Sejauh mana kepandaian siswa
Sejauh mana yang salah itu dipahami salah,
Sejauh mana yang benar diikuti benar,
Sejauh mana yang mudah diterima mudah,
Dan sejauh mana
Siswa membayar mahal namun mereka(siswa)
"Masih belum mengerti apa-apa"

Karena mereka malas?
Karena mereka tertinggal?
Karena guru yang kurang berkualitas?
Karena fasilitas yang kurang?
Karena jadwal belajar yang buruk?
Karena kurangnya pengarahan pada guru?
Karena karakter siswa?


Lalu,
Untuk sebagian yang ingin mencerdaskan anak-anak adam,
Mereka tidak mau tahu "karena apa....."
Mereka punya fasilitas,
Mereka punya guru,
Mereka punya "Nama" yang sudah dikenal
Bahwa mereka
Sebagian dari yang ingin mencerdaskan anak-anak adam.

Karena itu tenaga mereka tidaklah murah...
Mahal....
Semahal-mahalnya itu
Mereka ingin siswa tak pernah 'telat bayar'

Dan untuk urusan guru
itu belakangan.


Lalu, siapa sebetulnya disini
Yang lebih menempatkan Ilmu sebagai amanah?
Amanah agar ilmu itu terus bersambung,
Terus tersalurkan,
Terus berkembang,
Dari anak-anak adam,
Untuk anak-anak adam.

Untuk sebagian orang yang ingin mencerdaskan anak-anak adam,
Pernahkan terhitung
Berapa banyak rupiah yang telah dibayarkan siswa,
Berapakah honor yang kalian bayarkan pada guru,
Dan seberapa besar kecerdasan siswa.
Pemahaman siswa.


Pernahkah kalian membandingkan?

Untuk sebagian yang ingin mencerdaskan anak-anak adam,
Dapatkah kalian melihat lebih dalam
Dimana arti dari sebuah Ilmu?

Ilmu.....
Yang kalian ukur dengan rupiah,
Yang bisa kalian jungkir-balikan demi rupiah,
Yang bisa kalian jadikan kedok untuk rupiah,

Sebetulnya
Adalah ladang untuk bekal menghadap Alloh kelak...
Ilmu yang bermanfaat,
Yang dapat diterima,
Yang dapat berkembang,
Yang dapat mencerahkan...
Bahkan yang bisa menjadi Mukjizat dari-Nya

Adalah amalan yang tidak akan putus meski Alloh berkata "waktunya pulang".....



Jum'at, 16 Jan 2015









2 komentar:

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Qoutes

Never Stop To Learn
Smile it's one of the best things in your life ^^
Flag Counter

Translate

Popular Posts