Sabtu, 01 Juli 2017




Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah sila ke dua dalam Pancasila yang patut di jadikan landasan bermasyarakat oleh setiap warga negara Indonesia.



Sebagai seorang perempuan, saya paham betul bagaimana suatu ancaman dan tindakan kekerasan dapat membuat diri ini tak mampu berkutik menahan rasa takut.

Apalagi bila ancaman dan kekerasan tersebut adalah dari laki-laki yang seharusnya melindungi. Keinginan kuat untuk melawan pasti ada. Namun apalah daya, bila kami perempuan ketika itu hanya bisa menangis memohon pertolongan dan belas kasihan. Sungguh berharap datangnya suatu keajaiban.

Saya teringat mengenai kisah perempuan muda bernama Eno Fariah (18). Seorang gadis cantik yang meninggal secara mengenaskan atas perilaku tak manusiawi oleh beberapa pria yang dibutakan oleh nafsu berkedok cinta.  Informasi yang di tulis oleh Ricky Vinando, dalam situs kompasiana pada 18 Mei 2016 lalu, hasil pemeriksaan luar terhadap korban adalah 90% gagang cangkul masuk kedalam alat vitalnya. Leher patah akibat dihantam cangkul. Sedangkan hasil otopsi adalah robeknya hati sampai  belakang bawah menembus ke atas dekat rongga dada. Juga pendarahan pada rongga dada dan rongga perut. Pembunuhan keji yang sangat menyayat hati. Mereka menilai nyawa seolah sebuah kotoran yang tiada arti. Mereka menilai perempuan seolah sedikit pun tak punya harga diri. Padahal rahim menjadi saksi bahwa perempuan adalah insan yang melengkapi kehidupan ini.

Itu sebagai contoh nyata tentang kekerasan terhadap perempuan. Sejatinya perempuan bukan hanya ingin di mengerti. Tapi sangat ingin agar di hargai dan lindungi. Rasa takut, rasa khawatir, rasa sayang dan lemah lembut menjadi bagian dari kecantikan hati dan sesungguhnya hati ini selalu menginginkan kokoh di atas harga diri.

Oleh karenanya, kami perempuan berpesan kepada semua laki-laki yang sudah sepatutnya menjadi garda terdepan, bantu lah kami untuk tetap berada di samping anda. Rangkul lah kami untuk dapat menjadi perempuan yang tak sekedar melengkapi nama cinta namun juga mampu membangun generasi madani yang nyata . Izinkanlah kami menjadi bermanfaat karena ilmu. Agar kami mampu membersamai langkah anda menuju kebahagiaan yang selalu di rindu. Hingga generasi yang maju, menjadi bukti tentang kesadaran itu.

Karena perempuan adalah sekolah terbaik untuk setiap generasi. Karena perempuan memiliki sisi tersendiri untuk menebarkan kasih dan ilmu pada anak-anak sejak dini. Bukan hanya simpati dan empati. Cinta juga mampu mengubah kekurangan menjadi semangat diri. Semangatnya mampu bertubi meski dengan cara-cara sembunyi. Seperti halnya sosok seorang R.A. Kartini.

Oleh karenanya, saya menulis opini disini selain mendukung programThree Ends KPPPA juga untuk menasehati diri sendiri. 

Teringat dengan kasus yang juga menyayat hati. Mengenai seorang ibu muda yang tega menganiaya anak kandungnya sendiri. Informasi dari situs Kompas.com pada 22 November 2016 lalu, Seorang ibu muda bernama Siska Nopriana (23) diduga melakukan penganiayaan yang menewaskan anak kandungnya, Bryan Aditya Fadhillah (4). Siska diduga menyakiti anaknya sendiri karena emosi setelah berselisih dengan suami. Dalam pemeriksaan lanjutan, Siska diduga telah menganiaya anaknya dengan menendang bagian dada sebanyak dua kali. 

Atas fenomena yang menjadi pelajaran untuk semua orang, saya berharap setiap perempuan mampu mengendalikan emosi, dan akan lebih baik lagi bila menyibukkan diri dengan berbagai seni. Seperti menulis dan membaca buku-buku bermanfaat. Karena selain sebagai pengisi hari, juga dapat menjadi terapi hati.

Maka, bagi siapapun yang bila dalam hatinya tercatat untuk melukai perempuan dan anak, ingatlah bahwa :
1. Rahim perempuan adalah nafas anda
2. Ibu adalah penghantar nyawa anda
3. Anak adalah masa lalu anda

Maka, bagi siapapun yang dalam hatinya tergores luka dan amarah yang begitu dalam terhadap perempuan dan anak, atau bahkan ingin melampiaskan nafsu yang tak manusiawi, cobalah untuk :
1. Perbanyak mendekatkan diri pada Tuhan
2. Bicara dari hati ke hati
3. Terbuka untuk menerima masukan dan solusi
4. Bermainlah dengan anak-anak sesering mungkin

Berdasarkan adanya kasus yang telah disebutkan, Ada beberapa opini saya dengan harapan dapat mendukung program Three Ends KPPPA dalam usaha menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak , diantaranya :
1.  Semua orang dewasa berkewajiban saling mengingatkan dan menjadi pelopor sosialisasi atas pentingnya perlindungan anak. Baik di lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat.
2. Membuat banyak artikel penelitian atau blog mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Share informasi tersebut melalui media sosial sesering mungkin.
3.   Membuat gerakan sosial pendidikan terkait kepedulian terhadap perempuan dan anak
4. Untuk perempuan, mari bersama bergerak dengan cara berkarya mulai dari hal sederhana contohnya seperti menuliskan hal positif yang akan di lakukan.
5. Meningkatkan komunikasi yang luwes kepada Komnas HAM dan KPAI dengan memanfaatkan media sosial. Untuk lebih mudah menerima informasi, mengajukan keluhan, saran, dan pengaduan.
6.  Membuat kampanye sederhana untuk mendukung program Three Ends KPPPA dengan hastag #SaveWomen&Child dan #ThreeEndsKPPPA



Partisipasiku dalam event Kompasiana untuk mendukung program Three Ends KPPPA yang dibuat oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Husna Ayu Efrita

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Qoutes

Never Stop To Learn
Smile it's one of the best things in your life ^^
Flag Counter

Translate

Popular Posts